Rabu, 14 Mei 2025
Pemantik #11
Selamat pagi, Ayah Bunda.
Ketika anak semakin besar, dan memasuki dunia yang lebih luas, akan ada faktor luar yang memengaruhi perkembangannya.
Bagaimana Ayah Bunda melihat putra/i Ayah Bundah berinteraksi dengan dunia di luar keluarga? Mohon amati peristiwa dalam 2-3 hari ini.
Perjalanan Menulis Jurnal
Day(s)
:
Hour(s)
:
Minute(s)
:
Second(s)
Antara Kak Wina dan Antina
Mendampingi anak-anak Sekolah Dasar di kelas rendah, menjadi pengalaman yang menyenangkan. Begitu lulus kuliah jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, saya mengajar di SD Tetum Bunaya. Dua tahun saya berada di Kelas Venus, sebelum akhirnya menjadi Kakak Pendamping Kelas di Merkurius. Di sekolah saya mendapat panggilan “Kak Wina”.
Tidak hanya di sekolah, di lingkungan keluarga pun saya berhubungan dengan anak, khususnya keponakan saya, Maysa dan Syafna. Saat ini usia Maysa sudah 9 tahun atau kelas 4 SD, sedangkan Syafna masih di TK. Kakak-beradik ini merupakan anak dari kakak laki-laki saya. Rumah mereka tidak terlalu jauh dengan rumah saya, di Bekasi. Karena itulah kami sering bertemu. Terkadang saya berkunjung ke rumah mereka, begitu juga sebaliknya. Oh iya, saya mendapatkan nama panggilan dari mereka, yaitu “Antina” (Aunty/Tante Ina).
Karena Maysa adalah keponakan pertama, kehadirannya sangat berkesan bagi saya. Saat saya SMP, Maysa lahir. Baru kali itu saya melihat bayi baru lahir. Saya ingin terus melihat wajahnya, dan menggendongnya. Sayangnya Maysa hanya mau digendong Ayah, Bunda, dan Bude yang menjaganya. Dengan berjalannya waktu, Maysa semakin tumbuh, dan semakin berani dekat dengan orang lain. Dia suka tertawa, dan tidak menangis lagi jika digendong oleh orang lain.
Bagi saya Maysa adalah contoh nyata tumbuh kembang anak. Tanpa saya sadari, pengalaman dengan Maysa membuat saya mengenal perkembangan anak. Pengalaman ini saya perlukan saat saya menggeluti perkuliahan maupun saat mengajar saat ini.
Hubungan saya tetap dekat dengan Maysa saat saya kuliah di luar kota. Bila liburan, suka menginap di rumah kakak saya. Kesempatan itu saya pakai untuk mengantar-jemput Maysa ke ke sekolah, maupun les mengaji. Dalam perjalanan, Maysa sering sekali bercerita tentang hal banyak hal.
Selama pandemi ini, saya jarang bertemu Maysa. Kami hanya berhubungan melalui video call. Maysa bercerita tentang sekolahnya dan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di sekolahnya.
Maysa juga bercerita tentang kegiatan yang dilakukannya bersama adiknya. Mereka bernyanyi bersama, menari, bahkan membuat reka adegan dari youtube. Saya senang mereka rukun.
Pengalaman sebagai Antina bersama Maysa ini sangat memberi inspirasi bagi peran saya sebagai Kak Wina di sekolah.