Minggu, 9 Februari 2025
Prompt #8
Selamat pagi, Ayah Bunda.
Ceritakan bagaimana Ayah Bunda mendampingi putra/putri yang akan bersekolah di Tetum dalam kegiatan beribadah di rumah?
Dari pengalaman Ayah Bunda, apa yang perlu dikembangkan dari kegiatan beribadah yang sudah berlangsung?
Perjalanan Menulis Jurnal
Day(s)
:
Hour(s)
:
Minute(s)
:
Second(s)
“Segar,” ucap Ihsan, sambil membasuhkan air ke wajah.
Ahsan menyapu-nyapukan air ke wajahnya dengan raut gembira.
Mereka berdua berwudu di musala sebelah rumah mereka. Ya, ketika musala sudah dibuka di masa pandemi, mereka segera ke musala begitu terdengar suara azan.
Ahsan dan Ihsan, adalah kembar anak Mbak Robi, kakak saya. Karena dekat dengan musala, sejak kecil Kembar terbiasa mendengar azan dari musala, dan mengamati orang beribadah di musala. Ketika masuk usia TK, mereka pun meniru kebiasaan orang-orang dewasa di lingkungan dengan salat di musala.
Pastinya orang yang pertama mereka tiru adalah Ayah dan Ibu. Saat pandemi baru mulai, Mbak Robi dan suaminya melakukan salat berjamaah di rumah. Mereka mencontohkan bahwa mereka segera berwudu begitu azan berkumandang, dan ayah Kembar menjadi imam. Kembar juga berlatih doa-doa dari orang tua mereka.
Dulu Kembar selalu menutup telinga saat mendengar azan. Perlahan mereka dapat menerima suara keras, setelah diperlihatkan asal suara, dan diberi pengertian tentang fungsi azan.
Mbak Robi selalu menceritakan perkembangan Kembar dengan antusias. Saya pun bahagia mendengar perkembangan mereka.
Kerinduan saya pada Ahsan dan Ihsan terobati bila kami ada acara kumpul keluarga di rumah Kakung dan Uti. Pada acara itu Ahsan dan Ihsan memimpin doa saat kami makan bersama.
Mbak Robi bukan guru namun telah menjadi guru yang baik bagi Ahsan dan Ihsan. Semoga pengalaman ibadah yang ditanamkan dengan indah oleh Mbak Robi dan suaminya akan menumbuhkan Ahsan dan Ihsan menjadi anak yang cinta Islam. Aamiin.